Home » » Makna Hijrah Rasul

Makna Hijrah Rasul

Written By Unknown on Kamis, 20 November 2014 | 13.31

@tauiyah
Tak terasa penghujung tahun Hijriyah telah berada di ambang mata. Kini, kita tepat berada pada hari akhir bulan Dzul Hijah. Esok kita akan membuka kembali lembaran baru dalam catatan hidup kita.
Tidak dipungkiri, sambutan para pemuda atas kehadiran tahun Hijriah memang tidak semeriah ketika mereka menyambut datangnya tahun baru Masehi. Namun, kita tidak perlu terlalu risau, karena yang kita inginkan dalam perayaan tahun Hijriah bukanlah dengan berfoya-foya yang tidak ada manfaatnya. Bukan dengan pesta pora apalagi sampai melakukan hal yang dilarang oleh agama. Bagi kita, pemuda Muslim yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai hadirnya tahun baru Hijriah.
Tahun Hijriah merujuk pada sejarah hijrahnya Nabi Muhammad saw ke kota Yastrib, sebuah perkampungan subur dengan kebun-kebun kurma yang kelak dikenal dengan nama Madinah. Hijrahnya Rasulullah merupakan loncatan penting terhadap perkembangan Islam kala itu, baik dalam segi politik, ekonomi, juga kekuatan dalam berdakwah.
Jika direnungkan ada beberapa pesan yang bisa kita tangkap dari perintah hijrah yang terjadi pada tahun ke-13 kenabian tersebut. Pesan yang paling tampak adalah untuk mempertahankan keimanan umat Islam. Bukan cerita asing bahwa umat Islam yang kala itu menjadi kelompok minoritas menjadi bulan-bulanan kaum kafir Quraisy di Makkah. Mereka disiksa karena keimanannya dan dipaksa untuk kembali memeluk agama kafir dan menyembah berhala. Melihat fenomena itulah turun perintah dari Allah swt agar umat Islam segera hijrah ke Madinah, karena di sana mereka lebih bisa diterima oleh Masyarakat dan keimanan lebih terjamin serta lebih aman dalam beribadah, tanpa dihantui rasa takut terhadap gangguan orang kafir.
Di sinilah kita coba menangkap pesan dibalik misi hijrah Rasulullah saw. Secara tidak langsung misi hijrah tersebut mengajak kita untuk juga mengikuti langkah beliau untuk berhijrah. Hijrah itu sendiri secara arti luas adalah perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang lebih baik yang jika dibahasakan sekarang adalah reformasi. Hijrahnya Rasulullah ke Madinah adalah satu contoh besar dari beliau agar kualitas iman umat Islam lebih terjaga, karena dengan tinggal di Madinah mereka berada pada lingkungan islami yang jauh dari lingkungan syirik seperti di Makkah. Hijrah kita tentu tidak harus dengan berpindah tempat, namun yang terpenting adalah hijrah dengan meninggalkan kemaksiatan dan diganti dengan ketaatan.
Tidak dipungkiri bahwa ajaran Islam menuntut pemeluknya untuk terus menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Inilah hal terpenting yang bisa kita tangkap dari misi hirah Nabi saw. Untuk menjadi lebih baik tentu kita harus bisa melakukan muhâsabatun-nafsi (introspeksi diri). Sayyidina Umar bin Khaththab ra pernah mengatakan, “Introspeksi diri kalian sebelum kelak di introspeksi dihadapan tuhan.” Dengan melakukan introspeksi diri kita akan tahu sejauh mana kita telah melakukan kejelekan, kemasiatan, dan berbagai tindakan yang bertentangan dengan agama, sehingga kita bisa menggantinya dengan hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat.

Tsalits Najmuddin

0 komentar :

Posting Komentar