Anak yatim adalah sosok manusia yang mendapatkan
kedudukan yang khusus dan mulia disisi allah swt. Perhatian allah swt begitu
besar kepada mereka, sebagaimana tercermin dari banyakya ayat dalam al quran
yang membicarakan masalah anak yatim. Bahkan, bila al quran menyebutkan
nama-nama kaum dhuafa, maka anak yatim menduduki urutan yang pertama. Bahkan, kata yatîm
(tunggal) atau yatâmâ (jamak) disebut kurang lebih 23 kali dalam
al-Quran. Adalah wajar jika mereka mendapatkan perhatian yang besar dari Allah swt.
Sebab, sejak kecil mereka telah merasakan penderitaan lahir batin.
Kemuliaan Anak Yatim
Memuliakan
anak-anak yatim pada dasarnya adalah mengangkat harkat dan martabat hidup
mereka yang menderita karena kehilangan orang tua. Kemuliaan anak yatim
benar-benar dipelihara dan dijaga oleh Rasulullah saw. Pada waktu Beliau masih
hidup, Beliau senantiasa mendekati, berkumpul, dan bercakap-cakap dengan
mereka. Rasululah saw sendiri telah menempatkan dirinya sebagai penanggung jawab
dunia akhirat, dan menjadi bapak dari mereka, sehingga Beliau mendapat julukan
sebagai Abul yatama (bapak anak-anak yatim). Oleh karena itu, Rasulullah
memerintahkan pada umat Islam agar memperlakukan dan merawat mereka sebaik
mungkin. Beliau bersabda, “Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala
anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada
setiap helai rambut yang disentuh tangannya.’’ (HR. Ahmad ath-Thabrani,
Ibnu Hibban)
Dalam
Hadis ini tampaklah kemuliaan mereka. Sampai-sampai orang yang meletakkan
tangan dan mengusap kepalanya saja memperoleh kebaikan yang tak terkira
besarnya. Hal ini juga menunjukkan kepada umat manusia bahwa kepala anak yatim
itu mengandung begitu banyak kebaikan dan keberkahan. Apalagi bila umat Islam
memelihara dan merawat mereka di rumah sendiri dengan sebaik-baiknya, pasti
kebaikan dan keberkahan yang didapatkan jauh lebih besar lagi.
Kemuliaan Memuliakan Anak Yatim
Memuliakan
anak yatim pada hakikatnya merupakan aktifitas keimanan dan kemanusiaan yang
mendapat penghargaan dalam Islam dan dipandang sebagai perbuatan yang sangat
terpuji di sisi Allah dan Rasul-Nya. Memuliakan mereka merupakan
manifestasi keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt. Selain itu, juga termasuk bagian dari aktifitas solidaritas
sosial terhadap kaum dhuafa. Kemuliaan-kemuliaan yang akan didapat oleh
orang-orang yang memuliakan anak yatim bukan hanya dirasakan di akhirat saja,
tapi juga akab diraih ketika masih hidup di dunia.
Mendapat Kebaikan, Keberkahan, dan Limpahan Nikmat di
Dunia
Orang
yang memuliakan anak yatim akan mendapatkan kebaikan, keberkahan, dan limpahan
nikmat dari Allah swt yang beripat ganda. Bila mengusap seorang anak yatim saja
Allah akan melimpahkan kebaikan dan keberkahan, apalagi bila mereka memberikan
nafkah dengan harta dan makanan kepada yatim sebagai tanda menyukuri nikmat
Allah swt. Pastilah Allah akan memberi nikmat yang berlipat ganda jumlahnya.
Balasan Pahala dan Surga di Akhirat
Orang
yang memuliakan anak yatim akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Di akhirat, Allah telah menyediakan surga bagi mereka, bahkan mereka akan
berdampingan dengan Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
menafkahi tiga (orang) anak yatim, aku bersertanya di dalam surga, sebagaimana
dua jari ini bersaudara.” Lalu nabi mendekatkan telunjuknya dengan jari
tengah.’’(HR. Ibnu majah)
Ini
merupakan bukti bahwa Allah akan memberikan balasan pahala dan surga kepada
mereka yang memuliakan yatim di muka bumi ini.
Menjauhkan Dari Dosa Besar dan Siksaan Api Neraka
Orang yang memuliakan anak yatim, maka dia akan dijauhkan
dari dosa besar dan siksa api neraka. Adapun orang yang tidak mau memuliakan
anak yatim di cap sebagai golongan yang kiri (kafir). Allah berfirman, ‘’Dan
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami itu adalah golongan kiri. Mereka
berada dalam neraka yang di tutup rapat’’.(Al-balad:19-20)
Mereka yang mencoreng kemulian anak yatim dengan memakan
harta benda mereka secara zalim akan mendapat siksaan dari allah I. Firman Allah I dalam al-Quran, ‘’Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).” (an-Nisa’: 10)
Ahmad
Muqtafin/Tauiyah
0 komentar :
Posting Komentar