Kematian
merupakan sesuatu yang pasti bagi setiap mahluk hidup di hamparan dunia ini,
tanpa peduli siapapun itu atau apapun itu. Oleh karena itulah, perlu kiranya
menanamkan rasa simpati yang dalam. Terlebih lagi jika yang akan menjumpai
kematian itu adalah sahabat, tetangga bahkan anggota keluarga.
Perlu
diketahui ketika ruh seseorang akan dicabut, maka itulah detik-detik
menegangkan yang amat menentukan bagi kehidupan selanjutnya, serta menjadi awal
dari terbukanya pintu kehidupan yang hakiki. Apakah mati berselimutkan iman
ataukah telanjang tanpa sedikitpun iman tergores pada diri seseorang?
Dari situ,
apabila mulai tampak tanda-tanda seseorang menghadapi sakaratul-maut, seperti
kedua telapak kakinya sudah mulai melemas dan kedua pelipis matanya mulai
mencekung, maka kita dianjurkan untuk memperlakukannya dengan sebaik mungkin, karena
pada saat itulah proses pelepasan ruh akan dimulai. Hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
Posisi
yang Baik
Posisi
yang baik pada saat seseorang mulai mengalami sakaratul-maut adalah dengan menidurkan
pada sisi lambung bagian kanan dengan menghadapkannya ke arah kiblat,
sebagaimana posisi mayyit ketika diletakkan ke dalam liang lahad. (Nihâyatul
Muhtâj /2/436)
Menuntun
Membaca Kalimat Tauhid
Dalam
menuntun mengucapkan kalimat tauhid (lâilâha illalâh) tidak disunnahkan
untuk menambahkan lafaz Muhammadur Rasulullâh. Sebagaimana Hadis yang
diriwayatkan dari imam muslim:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ
لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ دَخَلَ الْجَنَّةَ
ِArtinya,
“Barang
siapa yang diakhir
ucapannya adalah kalimat
lâilâha illallâh maka ia masuk surga.” Hal ini bertujuan agar lebih
memudahkan serta mengingatkan seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratulmaut
dalam mengucapkan kalimat tauhid. Karena pada saat itulah ia benar-benar
merasakan sakit.
Dibacakan
Surah Yâsîn dan ar-Ra’du
Hikmah
dibacakan surat Yasin antara lain adalah agar bisa menyegarkan ingatannya
tentang hari kiamat dan hari kebangkitan, sedangkan surat ar-Ra’du karena bisa
membantu mempermudah proses pelepasan ruh dari jasadnya, sebagaimana penjelasan
dalam kitab Bujairami ‘ala Syarhil-Manhaj /1/449.
Memberi
Air
Karena
rasa panas yang dirasakan saat proses pelepasan ruh, konon setan datang dengan
membawa air dingin dalam gelas sembari berkata, “Katakanlah
tiada tuhan selain aku, maka aku akan memberimu minum.”
Namun apabila mayyit nampaknya benar-benar membutuhkan air maka wajib hukumnya
menegukkan air secara pelan-pelan, bisa dengan menggunakan kapas
atau lainnya sekiranya air bisa menetes melewati tenggorokannya. Hal ini
termasuk perkara penting yang harus diperhatikan, mengingat rasa panas yang
timbul saat proses lepasnya ruh, konon rasa sakitnya hingga membakar jantung.
Pada saat inilah setan mempunyai kesempatan emas untuk membuat mangsanya
menjadi kufur dengan iming-iming air yang dibawanya.
Sebagaimana
yang terjadi pada diri Abu Zakariya yang ahli zuhud saat menghadapi
sakaratul-maut. Waktu itu sahabatnya datang untuk menuntun membaca kalimat tauhid,
namun Abu Zakariya berpaling. Lantas dibacakan untuk yang keduakalinya tetap
saja ia berpaling. Sahabatnya tidak menyerah, ketika ia dituntun lagi untuk
yang ketiga kalinya malah ia berkata, “Aku tidak akan mengucapkan kalimat
itu.” Mendengar kata-kata itu, sahabatnya terhenyak keheranan. Usai
beberapa saat Abu Zakariya tersadar, lantas berkata pada sahabatnya, “Apakah
kalian mengatakan sesuatu padaku?” Sahabatnya menjawab, “Ya kami
menuntunmu membaca lâilâha illalâh namun engkau berpaling hingga tigakali!”
Lantas Abu Zakariya berkata, “Sungguh telah datang Iblis kepadaku dengan
membawa air sambil berdiri di kananku dan berkata, ‘Apakah kau butuh air?’ Aku
jawab ‘Ya.’
Kalau
begitu katakanlah Isa itu putra Allah.’
Lantas aku berpaling darinya, setelah itu Iblis datang lagi keduakalinya dan
aku tetap berpaling. Pada saat ketiga kali aku membentaknya, “Aku
tidak akan mengucapkan kalimat itu.” Sungguh aku berpaling dari Iblis
bukan dari kalian wahai sahabatku. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya”. Wallahu a’lam.
Ubaidillah/Tauiyah
0 komentar :
Posting Komentar