Home » » Merawat Orang yang Hendak Meninggal

Merawat Orang yang Hendak Meninggal

Written By Unknown on Kamis, 26 Februari 2015 | 08.40


Kematian merupakan sesuatu yang pasti bagi setiap mahluk hidup di hamparan dunia ini, tanpa peduli siapapun itu atau apapun itu. Oleh karena itulah, perlu kiranya menanamkan rasa simpati yang dalam. Terlebih lagi jika yang akan menjumpai kematian itu adalah sahabat, tetangga bahkan anggota keluarga.
Perlu diketahui ketika ruh seseorang akan dicabut, maka itulah detik-detik menegangkan yang amat menentukan bagi kehidupan selanjutnya, serta menjadi awal dari terbukanya pintu kehidupan yang hakiki. Apakah mati berselimutkan iman ataukah telanjang tanpa sedikitpun iman tergores pada diri seseorang?
Dari situ, apabila mulai tampak tanda-tanda seseorang menghadapi sakaratul-maut, seperti kedua telapak kakinya sudah mulai melemas dan kedua pelipis matanya mulai mencekung, maka kita dianjurkan untuk memperlakukannya dengan sebaik mungkin, karena pada saat itulah proses pelepasan ruh akan dimulai. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Posisi yang Baik
Posisi yang baik pada saat seseorang mulai mengalami sakaratul-maut adalah dengan menidurkan pada sisi lambung bagian kanan dengan menghadapkannya ke arah kiblat, sebagaimana posisi mayyit ketika diletakkan ke dalam liang lahad. (Nihâyatul Muhtâj /2/436)
Menuntun Membaca Kalimat Tauhid
Dalam menuntun mengucapkan kalimat tauhid (lâilâha illalâh) tidak disunnahkan untuk menambahkan lafaz Muhammadur Rasulullâh. Sebagaimana Hadis yang diriwayatkan dari imam muslim:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ دَخَلَ الْجَنَّةَ
ِArtinya, Barang siapa yang diakhir ucapannya adalah kalimat lâilâha illallâh maka ia masuk surga. Hal ini bertujuan agar lebih memudahkan serta mengingatkan seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratulmaut dalam mengucapkan kalimat tauhid. Karena pada saat itulah ia benar-benar merasakan sakit.
Dibacakan Surah Yâsîn dan ar-Ra’du
Hikmah dibacakan surat Yasin antara lain adalah agar bisa menyegarkan ingatannya tentang hari kiamat dan hari kebangkitan, sedangkan surat ar-Ra’du karena bisa membantu mempermudah proses pelepasan ruh dari jasadnya, sebagaimana penjelasan dalam kitab Bujairami ‘ala Syarhil-Manhaj /1/449.
Memberi Air
Karena rasa panas yang dirasakan saat proses pelepasan ruh, konon setan datang dengan membawa air dingin dalam gelas sembari berkata, Katakanlah tiada tuhan selain aku, maka aku akan memberimu minum.” Namun apabila mayyit nampaknya benar-benar membutuhkan air maka wajib hukumnya menegukkan air secara pelan-pelan, bisa dengan menggunakan kapas atau lainnya sekiranya air bisa menetes melewati tenggorokannya. Hal ini termasuk perkara penting yang harus diperhatikan, mengingat rasa panas yang timbul saat proses lepasnya ruh, konon rasa sakitnya hingga membakar jantung. Pada saat inilah setan mempunyai kesempatan emas untuk membuat mangsanya menjadi kufur dengan iming-iming air yang dibawanya.
Sebagaimana yang terjadi pada diri Abu Zakariya yang ahli zuhud saat menghadapi sakaratul-maut. Waktu itu sahabatnya datang untuk menuntun membaca kalimat tauhid, namun Abu Zakariya berpaling. Lantas dibacakan untuk yang keduakalinya tetap saja ia berpaling. Sahabatnya tidak menyerah, ketika ia dituntun lagi untuk yang ketiga kalinya malah ia berkata, “Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu.” Mendengar kata-kata itu, sahabatnya terhenyak keheranan. Usai beberapa saat Abu Zakariya tersadar, lantas berkata pada sahabatnya, “Apakah kalian mengatakan sesuatu padaku?” Sahabatnya menjawab, “Ya kami menuntunmu membaca lâilâha illalâh namun engkau berpaling hingga tigakali!” Lantas Abu Zakariya berkata, “Sungguh telah datang Iblis kepadaku dengan membawa air sambil berdiri di kananku dan berkata, ‘Apakah kau butuh air?’ Aku jawab ‘Ya.Kalau begitu katakanlah Isa itu putra Allah.’ Lantas aku berpaling darinya, setelah itu Iblis datang lagi keduakalinya dan aku tetap berpaling. Pada saat ketiga kali aku membentaknya,Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu.” Sungguh aku berpaling dari Iblis bukan dari kalian wahai sahabatku. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya”. Wallahu a’lam.

Ubaidillah/Tauiyah

0 komentar :

Posting Komentar